06.38 Unknown 0 Comments

Belanda Jadi Tersangka, NU Rancang Pengadilan Sejarah


Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (PP Lesbumi NU) Agus Sunyoto mengatakan, forum panel tersebut akan digelar dalam waktu dekat.
“Jadi kalau mereka bisa tersangkakan Indonesia sebagai pelaku kejahatan 1965, maka kami juga akan tersangkakan pemerintah Belanda. Bahkan kami akan posisikan Belanda sebagai pelaku utama akan semua tindakan biadabnya selama menjajah di Indonesia,” ujar Sejarawan sekaligus peneliti kasus pemberontakan PKI 1948 dan 1965 .

Agus menegaskan, pihaknya akan buktikan bahwa tidak hanya orang kulit putih saja yang bisa mengadili orang kulit berwarna atas kasus kejahatan HAM.
“Kita akan meletakan keadilan dan sekaligus membuat terobosan baru atas forum pengadilan HAM yang tak hanya bisa digelar di negara orang-orang kulit putih,” ungkapnya, seperti dilansir dari Republika.co.id, Sabtu (14/11/2015).

Sampai hari ini, lanjut Agus Sunyoto, orang kulit putih atau negara-negara barat selalu merasa lebih beradab atau unggul dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.
“Padahal justru merekalah yang membuat segala tindakan pelanggaran HAM yang terjadi di negara di dunia ketiga dengan melakukan penjajahan dan selalu ikut dalam setiap munculnya kekacauan yang terjadi di negara-negara tersebut,” .

“Jadi nantinya Belanda akan kami tuntut, tak hanya keterlibatannya dalam kasus Pemberontakan PKI 1948 di Madiun dan meletuskan G30S/PKI, NU juga akan menuntut seluruh aksi pelanggaran HAM mereka selama masa penjajahan, perang kemerdekaan, dan kasus serupa lainnya pasca pengakuan kemerdekaan,” ujarnya.

Agus mengatakan bahwa tuntutan NU ini menjadi sangat serius rakyat Indonesia tahu bahwa sampai hari ini Pemerintah Belanda belum mengakui secara resmi atau de jure bahwa 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Tak hanya menuntut pemerintah Belanda dalam forum pengadilan sejarah, Agus Sunyoto mengatakan, NU akan menulis kembali sejarah Indonesia yang sampai sekarang terlalu berbau kepentingan penjajahan Belanda (colonial minded).

“Ini dilakukan karena dalam benak bangsa Indonesia mulai tertanaman pemikiran bila negara penajah itu seolah tanpa dosa dan tangannya bersih dari noda darah aneka ragam pembunuhan yang telah mereka lakukan,” sebutnya.

0 komentar:

TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI